
Era AI, Literasi Digital Jadi Kebutuhan: Indosat & JUWITA Bergerak di Palu
PALU, SARARAMEDIA.ID - Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melalui program Generasi Terkoneksi (GENSI) berkolaborasi dengan Jurnalis Wanita Indonesia (JUWITA) Sulawesi Tengah menggelar pelatihan literasi digital bertajuk “Mengenal Hoaks dan Tantangan AI”, Jumat pagi, (10/10/2025) waktu setempat.
Kegiatan ini menjadi upaya nyata dalam memperkuat pemahaman generasi muda menghadapi tantangan era kecerdasan buatan (AI) sekaligus menangkal penyebaran informasi palsu atau hoaks di ruang digital.
Pelatihan yang digelar di Palu ini diikuti puluhan pelajar, mahasiswa, dan komunitas kreatif digital. Program ini menjadi bagian dari komitmen IOH dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia digital di Indonesia Timur.
Ketua JUWITA Sulteng, Kartini Nainggolan dalam sambutannya menegaskan, bahwa kemampuan literasi digital menjadi kebutuhan mendesak di tengah derasnya arus informasi.
"Kita hidup di era digital yang penuh tantangan. Hoaks menyebar cepat, terutama di media sosial seperti TikTok, WhatsApp, dan Facebook. Generasi muda harus cerdas, mampu memilah informasi, dan menjadi bagian dari solusi," tegasnya.
Kartini menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Indosat dalam menggandeng JUWITA sebagai mitra peningkatan literasi digital.
"Ilmu yang didapat hari ini jangan berhenti di kalian. Sebarkan lagi ke teman-teman lainnya karena melawan hoaks adalah tanggung jawab bersama," ujarnya.
Sementara itu, Vice President Head of Sales Sulawesi IOH, Herman Usman, menyampaikan bahwa kecerdasan buatan (AI) bukanlah ancaman jika digunakan secara bijak.
"AI adalah alat. Ia bisa mempermudah kehidupan manusia mulai dari pekerjaan, pendidikan, hingga kreativitas. Tapi kuncinya, gunakan dengan bijak dan bertanggung jawab," ungkap Herman.
Herman menjelaskan bahwa visi besar Indosat melalui program GENSI adalah menghadirkan akses digital yang inklusif dan merata.
"Indosat ingin generasi muda Indonesia bukan hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga penggerak perubahan yang produktif dan inovatif," katanya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada para peserta.
"Hari ini kalian bukan sekadar belajar, tetapi berinvestasi untuk masa depan. Gunakan ilmu ini, sebarkan, dan jadi agen literasi digital," pesannya.
Pelatihan ini tidak hanya berisi materi teori, tetapi juga praktik langsung menggunakan alat deteksi hoaks dan verifikasi informasi berbasis AI seperti Google Fact Check Tools, ChatGPT, dan Gemini. Peserta juga dilatih mengenali ciri-ciri hoaks dan teknik propaganda digital.
Salah satu peserta, Arusah Ahmad Syakib Jawas, mengaku mendapatkan manfaat besar dari kegiatan ini.
"Pelatihan ini membuka wawasan saya. Sekarang saya tahu langkah pertama saat mendapat informasi yang meragukan adalah cek fakta lewat AI, misalnya ChatGPT, Gemini, atau tools lainnya". ungkapnya.
Kegiatan ini ditutup dengan komitmen bersama untuk membentuk komunitas Duta Anti Hoaks Generasi Terkoneksi yang digerakkan oleh peserta pelatihan. (***)