
SIGI, SARARAMEDIA.ID - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sigi, Minhar Tjeho, menyatakan dukungan penuhnya terhadap penyelenggaraan Festival Ayam Bambu yang berlangsung di Kecamatan Kulawi selama dua hari, Jumat hingga Sabtu (28-29/11/2025). Festival ini menjadi ruang bagi masyarakat Kulawi Raya untuk melestarikan kuliner khas leluhur sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di tingkat lokal.
Kegiatan tersebut turut dihadiri sejumlah anggota DPRD Sigi, di antaranya Alia Idrus, Irma Haflianty Yangka, Fadlin, Candra, Ardiansyah, Enos, Sumi, dan Dahyar. Hadir pula Bupati Sigi, Mohamad Rizal Intjenae, Wakil Bupati, Samuel Yansen Pongi, Sekretaris Daerah, Nuim Hayat, Inspektur Inspektorat Andi Wulur, Kadis Perpustakaan, Imron Noor, para Camat di Kulawi Raya, serta para pimpinan OPD lainnya.
Dalam sambutannya, Minhar memberikan apresiasi kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Sigi beserta panitia dan peserta festival yang telah berperan dalam menyukseskan kegiatan tersebut.
"Apresiasi kami dari DPRD Sigi kepada semua pihak, khususnya panitia dan peserta yang telah menyelenggarakan dan menyukseskan Festival Ayam Bambu ini," ujar Minhar.
Ia menilai bahwa Festival Ayam Bambu memiliki potensi besar untuk menjadi agenda yang digelar secara berkelanjutan di seluruh kecamatan di Kabupaten Sigi. Menurutnya, Kulawi Raya telah lama dikenal dengan sajian ayam bambunya, namun kuliner lokal lain juga memiliki peluang untuk diangkat sebagai identitas daerah.
"Kuliner-kuliner yang muncul di permukaan akan kita dorong untuk dikembangkan demi mendukung visi misi Bupati, khususnya dalam penguatan sektor pertanian dan pariwisata," tegasnya.
Minhar berharap festival tersebut tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi dapat menjadi program rutin tahunan yang memberi dampak nyata bagi pelestarian budaya sekaligus penguatan ekonomi masyarakat Sigi.
Festival Ayam Bambu sendiri menampilkan berbagai varian kuliner tradisional dari empat kecamatan, yakni Pipikoro, Kulawi, Kulawi Selatan, dan Lindu, masing-masing dengan ciri khas dan kekayaan lokal yang berbeda. (***)