SIGI, SARARAMEDIA.ID - Sekretaris Daerah Kabupaten Sigi, Nuim Hayat, memimpin Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Satuan Tugas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berlangsung di Aula Kantor Bupati Sigi, Desa Bora, Kecamatan Sigi Kota, Selasa pagi, (7/10/2025) waktu setempat.
Rapat tersebut dihadiri unsur Forkopimda Sigi, para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat se-Kabupaten Sigi, Satgas MBG, serta perwakilan Badan Gizi Nasional. Kegiatan ini bertujuan memperkuat koordinasi lintas sektor agar pelaksanaan Program MBG berjalan efektif, khususnya di wilayah-wilayah terpencil.
Dalam arahannya, Sekda menegaskan pentingnya sinergi, ketelitian, dan tanggung jawab bersama untuk memastikan program nasional ini terlaksana tepat sasaran dan tanpa kendala di lapangan.
"Program ini jangan sampai menimbulkan kekeliruan di lapangan. Saya minta seluruh koordinator, baik di tingkat provinsi, kabupaten, maupun kecamatan, agar melakukan monitoring secara berkala dan menyeluruh," ujar Sekda.
Berdasarkan hasil pembahasan Rakorda, wilayah Dolo Barat, Lindu, dan Kulawi ditetapkan sebagai daerah dengan kategori terpencil. Karena itu, Sekda meminta dilakukan pemetaan wilayah penerima manfaat secara akurat, sehingga proses distribusi dan pengawasan Program MBG dapat berjalan optimal.
Lebih lanjut, Sekda mengungkapkan bahwa Pemda Sigi telah bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional, di mana pada tahun ini beberapa fasilitas pendukung Program MBG akan dibangun di wilayah Marawola dan Dolo. Seluruh sarana dan prasarana pendukung akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
"Untuk Kecamatan Pipikoro, kami memahami tantangan yang cukup besar karena memiliki 14 desa dengan jarak antarwilayah yang berjauhan. Kami minta infrastruktur jalan menjadi perhatian bersama, dan agar dikoordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum, sehingga distribusi makanan bergizi dapat berjalan lancar," jelasnya.
Selain itu, Sekda menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, terutama dengan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Ketahanan Pangan, guna memastikan pasokan bahan pangan yang stabil dan berkelanjutan. Ia juga mendorong agar bahan baku program MBG diutamakan berasal dari masyarakat lokal, sebagai bagian dari upaya penguatan ekonomi daerah.
"Kami berharap program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi anak-anak di wilayah terpencil, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Mari kita berkolaborasi mewujudkan harapan masyarakat untuk menciptakan generasi Sigi yang unggul, sehat, dan berdaya saing". pungkas Nuim Hayat.
Rakorda kemudian ditutup dengan diskusi lintas sektor yang membahas langkah-langkah teknis untuk memperkuat koordinasi, pengawasan, serta efektivitas pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di seluruh wilayah terpencil Kabupaten Sigi. (Hms)