Sarara Media
Kepribadian Bangsa, Impian Hamka 
Sunday, 18 Aug 2024 08:00 am
Sarara Media

Sarara Media

FOTO : Majelis Ulama Indonesia (MUI). (Dok/Or.Id)

OLEH : THALES

Sudah menjadi Sunatullah bahwa Setiap Bangsa Mempunyai Kepribadian Bangsanya sendiri. Kepribadian suatu bangsa sangat menentukan Bagaimana wajah Bangsa tersebut dimasa yang akan datang. 

Kepribadian bangsa Indonesia di zaman penjajahan Belanda dan setelah merdeka menurut Buya Hamka ialah, "Sebelum merdeka bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang "sabar menderita" setelah merdeka menjadi bangsa yang tahu harga diri dan menghargai tamu". (Hamka, Pribadi Hebat) 

Diskursus tentang kepribadian bangsa merupakan wacana yang tak lekang oleh waktu dan selalu ramai diperbincangkan baik di kalangan Politisi maupun akademisi dan masyarakat biasa di negeri ini. Tak terkecuali Buya Hamka salah satu Pahlawan Nasional, Ulama sekaligus pemikir jempolan kebanggaan Indonesia ini memiliki impian tersendiri tentang kepribadian bangsa yang mesti dimiliki bangsa Indonesia. 
Bagaimana watak dan sikap kepribadian terbentuk? "Ada 3 Unsur yang mempengaruhi pembangunan Kepribadian, pertama Unsur Pengetahuan, kedua unsur dorongan naluri dan ketiga unsur perasaan " (Bahtar, 2018) 

Apa saja  kepribadian bangsa idaman Hamka?  Dalam Pengamatan Hamka Kepribadian akan muncul terbentuk jika memiliki Sifat  berani, memiliki daya tarik, kecepatan menarik kesimpulan  memiliki rasa Cinta kepada Tanah air dan Berbudi Pekerti yang baik/berakhlak karimah. 

1. Berani 

Berani disini bukan yang Berani bergulat atau berkelahi. Berani yang dimaksud oleh Hamka adalah Bukan mereka yang berani kemedan tempur melainkan mereka yang berani menghadapi kesulitan tanpa kehilangan akal. Berani dengan Ilmu, setiap tindakan dan keputusan yang akan di ambil setiap warga bangsa senantiasa berdasarkan Ilmu. 

Bagaimana memunculkan keberanian? Keberanian akan muncul jika kalimat Laa ilaaha Illallah Muhammad rasulullah dimaknai dan dijiwai oleh segenap muslim Indonesia. Dengan memahami kalimat toyyibah tersebut seorang muslim benar-benar akan berani dalam hal positif. Bahkan bisa menjaga kedaulatan dan penjajahan gaya baru jika itu muncul di Indonesia serta memberi keadilan bagi seluruh warga negara Indonesia. (Hamka, Keadilan Sosial) 

wajar dan benar Hamka berpandangan demikian, Karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim bahkan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Ditingkatan Kepemimpinan mulai dari level bawah sampai atas kapanpun dan dimanapun Selalu membutuhkan pemimpin yang berani, terlebih Bangsa sebesar Indonesia ini. Tak ada pekerjaan yang tak memiliki resiko olehnya dibutuhkan keberanian yang dilandasi semangat dan manifestasi kalimat toyyibah menghadapi tantangan tersebut guna mencapai tujuan. 

2. Menarik. 

Penting Kepribadian Bangsa yang majemuk ini berkarakter menarik. Dengan begitu Toleransi, kerukunan sesama anak bangsa bisa terjalin dengan erat. Hamka mencontohkan Pribadi Bung Karno penuh dengan daya tarik sehingga siapapun yang bertemu dengan Bung Karno pasti kagum pada beliau. Tidak mengherankan Bung Karno salah satu Tokoh yang suskes mempersatukan bangsa Indonesia dari sabang sampai Merauke 

Bagaimana memunculkan daya tarik?  Menurut Hamka bahwa untuk memunculkan pribadi yang menarik  "Dengan budi yang tinggi, Sopan santun, Ilmu pengetahuan yang luas, kesanggupan menahan hati pada hal yang belum disepakati, kecepatan menarik kesimpulan dan kepandaian menjaga perasaan. (Hamka, Pribadi Hebat) 

Pribadi yang menarik tidak didapat dengan lamunan satu malam, butuh pengorbanan untuk sampai ditingkatkan tersebut. Ada perjuangan tak kenal putus asa, ada hantaman ombak agar tegar seperti karang, bahkan ada air mata yang keluar tanpa sengaja untuk melewati proses tersebut. 

3. Kecepatan menarik kesimpulan 

Siapa yang tidak mengenal Haji Agus Salim? Tokoh satu ini sangat mengagumkan di forum baik nasional maupun internasional. Hamka menuturkan di zaman penjajahan dalam rapat umum di jogjakarta saat baru naik podium, orang orang yang berbeda pandangan politik dengan Haji Agus Salim meneriaki beliau dengan suara kambing mbee mbee, secepat itu pula Haji Agus Salim meminta kepada ketua rapat" ini adalah rapat manusia, Tolong Tuan ketua halau kambing kambing itu keluar " terbebaslah beliau dari ejekan. 

Begitulah Kecepatan menarik kesimpulan Haji Agus Salim, sangat mengagumkan. masih banyak cerita kisah Haji Agus Salim yang mengagumkan lainnya bisa kita temui di buku buku dan media baik cetak maupun elektronik dan online. 

Kecepatan menarik kesimpulan untuk saat ini sangat diperlukan baik di dunia pemerintahan maupun swasta. Bagaimana Tidak tuntutan masyarakat agar birokrasi yang tidak bertele tele, pelayanan yang cepat dan mudah membutuhkan para penyelenggara yang cepat menarik kesimpulan dengan cepat dan tepat. Pada dunia usaha untuk menjaga kesetiaan pelanggan juga dibutuhkan para karyawan yang cepat menarik kesimpulan sehingga pelayanan bisa memuaskan pelanggan, dengan begitu pelanggan tetap setia pada produk yang dibuat. 

4. Cinta Tanah Air 

Negara manapun di belahan bumi ini para pendirinya pasti menginginkan warganya untuk mencintai tanah air dimana mereka dilahirkan dan tumbuh dewasa. Sulit dipungkiri Etos Kerja yang tumbuh dari rasa Cinta kepada Tanah air sangat lah powerful mendorong percepatan kemajuan suatu bangsa. pengamatan Hamka "Cinta Tanah air adalah perasaan halus yang ada di dalam hati karenanya seseorang rela berkorban baik tenaga harta bahkan nyawa sekalipun" (Hamka, Lembaga Budi) 

5. Akhlak Karimah 

Akhlak karimah Berkaitan erat bagaimana sikap kita kepada Tuhan dan seluruh makhluk yang ada di dunia ini. Akhlak karimah biasa juga disebut Budi Pekerti yang baik. Akhlak karimah adalah jalan lurus yang menghindarkan manusia dari gangguan kesehatan mental dan mengangkat derajat manusia.
"Budi Pekerti yang indah laksana pintu menuju jannah Ilahi, Budi Pekerti jahat ini lebih berbahaya dari penyakit jasmani,,, Budi Pekerti jahat menyebabkan orang terusir dari jalan Allah dan tercampak di jalan setan" (Hamka, 2017) 

Lanjut Hamka " Bukankah Budi Pekerti yang rendah itu ditakuti semua orang? Bukankah semua orang enggan dikatakan Berbudi Pekerti yang rendah? Budi yang rendah laksana ular berbisa, suka menggigit orang " (Hamka, 2017) 

Dengan Pribadi yang menarik, cepat menarik kesimpulan, Berani karena berdasarkan Ilmu pemahaman kalimat toyyibah yang utuh, cinta pada tanah air, Berbudi Pekerti yang baik maka akan bermuara pada bangsa yang berkepribadian Patriot religius, jadi sejatinya Hamka mendambakan Pribadi Bangsa yang Patriot religius bukan Patriot sekuler. 

Pandangan Hamka ini Masih dalam koridor Nilai nilai Pancasila sebagai pribadi bangsa, jati diri bangsa dan karakter bangsa. 

Bagaimana membangun pribadi bangsa yang Patriot religius? 

Pintu masuk terbentuknya kepribadian adalah lingkungan dimana orang orang itu mengalami apa yang dia lihat, dengar dan rasakan. Entah itu lingkungan keluarga, masyarakat dan bangsa. Sehingga langkah efektif membangun kepribadian Dimulai dari pendidikan, Pendidikan keluarga, Sekolah sekolah pemerintah yang umum mata pelajaran Agama 50% di ajarkan kepada siswa atau murid. Mulai dari tingkat SD SMP sampai SMA sederajat. Tanpa begitu kita selalu menciptakan lulusan yang siap pakai untuk perusahaan besar, bukan untuk investasi manusia guna kepentingan keberlangsungan kehidupan bangsa yang berkarakter. merubah hal itu, terutama yang berwenang menangani dunia pendidikan kita. Tanpa keberanian meletakkan dasar pendidikan yang fundamental membentuk kepribadian bangsa maka dunia pendidikan kita selalu berada dipersimpangan sejarah. 

Pribadi besarlah yang bisa menimbulkan kebangsaan dan keteguhan bangsalah yang dapat memupuk pribadi. (Hamka)

Referensi ; Hamka, Akhlakul karimah, 2017 Gema Insani

Hamka, 2014 Pribadi Hebat, Gema Insani 

Hamka, Lembaga Budi, 2018, Republika 
Bahtar, Kepribadian Yang andal, 2018 PT. Sandiarta Sukses.