
Berlayar Bersama Fathur Razaq, Lestarikan Budaya dan Lawan Sampah Plastik
- By REDAKSI --
- Sunday, 25 May, 2025
PALU, Sararamedia.id - Sebanyak 32 perahu layar tradisional membelah lautan dari Donggala menuju Tawaeli dalam sebuah perlombaan yang sarat makna, Minggu (25/5/2025). Kegiatan bertajuk “Berlayar Bersama Fathur Razaq” ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga menjadi panggung kampanye pelestarian budaya dan kepedulian terhadap lingkungan pesisir.
Lomba Perahu Layar Tradisional yang dirangkaikan dengan aksi bersih pantai di pesisir Boya Talise itu digagas oleh Rembuk Pemuda Sulteng, dipimpin langsung oleh Muhammad Fathur Razaq. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk ikhtiar membangun kesadaran kolektif, terutama generasi muda, akan pentingnya menjaga warisan budaya dan kelestarian alam.
``Hari ini kita tidak hanya meramaikan perlombaan, tapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai yang mulai dilupakan: cinta budaya, solidaritas, dan kepedulian terhadap alam,`` ujar Fathur dalam sambutannya.
Menurutnya, lomba perahu layar ini merupakan penghormatan terhadap tradisi maritim masyarakat pesisir yang telah diwariskan secara turun-temurun. Namun, semangat menjaga budaya itu tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab terhadap lingkungan, khususnya kondisi pantai dan laut yang kini terancam serius akibat pencemaran plastik.
``Dulu kami pernah menanam 2.222 pohon di pesisir, tapi hanya 1.000 yang tumbuh. Kenapa? Karena banyaknya sampah plastik yang menghambat pertumbuhan pohon,`` ungkap Fathur.
Ia mengingatkan bahwa dampak sampah plastik kini sudah sampai pada rantai makanan manusia.
``Sampah plastik yang masuk ke laut berubah jadi mikroplastik, dimakan ikan, lalu kita makan ikannya. Ini bukan isapan jempol ini bisa sebabkan kanker. Kita tidak bisa lagi anggap enteng,`` tegasnya.
Fathur menyerukan pentingnya perubahan pola pikir dan aksi nyata dari seluruh lapisan masyarakat. Ia optimistis bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah sederhana seperti kegiatan hari ini.
``Anak muda harus menghormati yang tua, dan yang tua pun harus menyayangi yang muda. Kita tidak bisa jalan sendiri. Kita harus saling topang dan saling jaga,`` pesannya penuh harap.
Menutup sambutannya, Fathur mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah menyambutnya dengan hangat.
``Terima kasih, ina dan manggeku semua, karena sudah memberi saya ruang untuk bersilaturahmi. Mari jadikan hari ini sebagai momentum kebangkitan kebangkitan budaya kita, lingkungan kita, dan semangat pemuda kita``. pungkasnya. (***)